Minggu, 02 Maret 2008

Juara I Lomba Menulis Opini PBT ITB 2008

Geothermal dan Kemandirian Energi Indonesia

Oleh : Agus Heri Hoerudin

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan tentang terbatasnya cadangan energi yang ada di Indonesia. Menurutnya, bila tidak ada penemuan baru, cadangan minyak di Indonesia hanya cukup sampai 18 tahun, sedangkan gas 60 tahun, dan batu bara 150 tahun. Oleh karena itu, presiden meminta supaya masyarakat hemat energi.

(http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0905/28/0103.htm)

Bagaikan suatu nasib buruk, berbagai krisis melanda negeri kita. Setelah menglami krisis moneter tahun 1998 lalu kini Indonesia menderita krisis energi. Cadangan minyak di Indonesia tidak lama lagi akan habis, begitupun dengan energi fosil yang lainnya. Hal ini tentu memaksa bangsa Indonesia untuk beralih ke bentuk energi yang lainnya. Isu kelangkaan energi ini kini menjadi topik hangat dibicarakan di negeri yang konon katanya kaya akan sumber daya alam ini. Bahan bakar yang semakin sulit sulit diperoleh yang ditandai dengan panjangnya antrian-antrian pembelian minyak tanah maupun bensin, tarif listrik yang semakin hari semakin mahal, cadangan minyak Indonesia yang berkurang serta harga minyak dunia yang tidak stabil menandakan fenomena terbatasnya energi sekarang ini. Ini tentunya tidak hanya terjadi di negara kita tapi melanda hampir di seluruh negara di dunia.

Pemerintah tidak tinggal diam menyikapi fenomena ini. Berbagai cara telah ditempuh untuk mengembalikan kemandirian energi Indonesia. Mulai dari rencana pembangunan PLTN, pemanfaatan renewable recources sebagai biofuel, dsb. Usaha terkini yang dilakukan pemerintah adalah konversi minyak tanah ke LPG yang sudah diberlakukan tahun 2007 lalu. Hal ini dengan pertimbangan cadangan gas yang lebih banyak daripada minyak.




Sebetulnya Indonesia masih memiliki banyak potensi energi yang bisa di manfaatkan, beruntunglah kita, yang dikaruniai Tuhan kekayaan alam yang melimpah ruah. Sehingga sebetulnya tidak perlu ada alasan Indonesia mengalami kelangkaan energi, toh masih banyak yang bisa diolah di alam Indonesia. Berikut ini data potensi energi nasional pada tahun 2004. Angka ini tidak jauh berubah sampai tahun ini mengingat pemanfaatan akan cadangan tersebut yang masih sangat kurang.





Sumber : http://rovicky.wordpress.com

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa sebetulnya masih banyak sumber daya alam Indonesia yang berpotensi menjadi sumber energi masa depan. Namun yang jadi pertanyaan sekarang adalah seberapa serius pemerintah mengusahakan energi alternatif tersebut sehingga bisa mewujudkan kemandirian energi nasional. Karena energi adalah hal yang krusial, maka keseriusan dalam pengadaannya amat dibutuhkan. Setiap orang tidak bisa hidup tanpa energi, baik dalam bentuk listrik maupun yang lainnya karena sekali lagi energi adalah kebutuhan primer manusia.

Indonesia telah memanfaatkan tanaman jarak pagar sebagai biodisel, namun masih menemukan beberapa kekurangan. Indonesia pun tengah merintis pembangunan PLTN walaupun pro-kontra terus bergulir. Selain itu banyak lagi usaha untuk mewujudkan kemandirian energi negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 dunia ini. Kedepannya akan dibuat energi yang bersumber dari tenaga surya, arus laut, ombak pantai, dan lainnya. ''Di Inggris yang ombaknya lebih kecil menghasilkan 500 KWh, kita bisa membuat 10 ribu KWh dari ombak pantai selatan,'' ungkap Direktur Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto. Hal ini mengingat Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua di dunia dan tentunya ini bisa menjadi potensi yang sangat besar. Hingga sekarang teknologi ini belum dimanfaatkan dengan maksimal. Ombak pantai selatan di Indonesia cukup besar dan ini merupakan potensi yang bagus untuk dikembangkan.

Namun dari semua potensi tersebut sumber energi yang paling memungkinkan digunakan di Indonesia adalah panas bumi (Geothermal). Energi panas bumi merupakan jalan yang paling prospektif karena cadangannya sangat besar di Indonesia serta tidak menimbulkan masalah lingkungan. Hal ini sejalan dengan kondisi saat ini yang tengah hangat-hangatnya isu pemanasan global akibat berbagai proses manusia yang mencemari lingkungan. Namun Geothermal hadir sebagai solusi kedua permasalahan di atas, pemenuhan akan energi yang ramah lingkungan.

Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar. Beruntunglah Indonesia karena dilewati sekitar 20% panjang dari sabuk api atau sering disebut sebagai "ring of fire" ini. Jalur ini merupakan jalur dimana gunung api banyak dijumpai. Dari gunung-gunung api inilah sumber panas diperoleh. Sehingga tidaklah heran jika dari 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW nya dimiliki Indonesia atau sekitar 40 % potensi total di bumi ini. Akibatnya negara kita dinobatkan sebagai negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia. Berikut ini adalah data potensi panas bumi di beberapa daerah di Indonesia :


Sumber: http://rovicky.wordpres.com

Dari tabel di atas terlihat bahwa potensi ini tersebar hampir di seluruh pulau di Indonesia, kecuali Kalimantan. Potensi terbesar ada di Jawa Barat, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Bali dan Nusa Tenggara, ini lebih menguntungkan karena konsumen listrik terkonsentrasi di pulau Jawa. “Negara kita memang kaya akan panas bumi, tapi ironisnya, hanya 3% saja atau sekitar 800 MW saja yang berhasil Indonesia manfaatkan sebagai energi ” tutur salah satu Staff Humas PT Indonesia Power UBP Kamojang saat menerima kunjungan dari HIMATEK ITB Desember 2007 lalu. Sungguh sangat menyedihkan, namun semua itu bukan untuk kita ratapi melainkan untuk kita carikan solusinya. Melihat bahwa kecilnya tingkat pemanfaatan geotremal di Indonesia, jelas sekali ini sebuah peluang yang sangat besar dan perlu dimanfaatkan secara maksimal. Dan kalau diperhatikan, semua potensi geothermal ini adalah potensi geothermal high entalphy yang tentunya sangat baik untuk pembangkit listrik. Menurut Triharyo Susilo, Dirut PT Rekayasa Industri, Indonesia memiliki kualitas geothermal yang baik, terutama Provinsi Jawa Barat yang memiliki 25 persen potensi panas bumi di seluruh Indonesia ini. Mengenai kualitas, jelas tidak diragukan lagi, karena Indonesia merupakan geothermal dengan kulitas terbaik di seluruh dunia. Sungguh sangat menakjubkan. Maka sudah selayaknya pengembangan panas bumi dunia berkiblat ke Indonesia.

Seharusnya kita malu, negara lain sudah jauh lebih banyak memanfaatkan panas bumi di daerahnya walaupun cadangannya jauh di bawah negara kita. Tengoklah Filipina, tetangga kita ini yang sudah menggunakan panas bumi secara optimal sampai sekitar 25% dari potensi panas bumi yang dimiliki negeri tersebut. Di luar Indonesia, saat ini paling tidak tercatat 20 negara yang ikut serta dalam eksplorasi panas bumi dan aktif mengembangan sumber daya tersebut. Secara berturut-turut sesuai dengan besarnya kapasitas terpasang adalah: Amerika Serikat, Filipina, Meksiko, Italia, Jepang, New Zealand, Iceland, El Salvador, Costa Rica, Nikaragua, Kenya, Guatemala, Cina, Rusia, Turki, Portugal, Ethiopia, Guadelope, Thailand, dan Australia (Pertamina Geothermal Development Resources & utilization, Geothermal Hulu Pertamina, Juni 2003).

Dari buku Data dan Informasi Minyak dan Gas Bumi 2001 (Ditjen Migas, Departemen ESDM, 2001) terlihat seberapa besar pemakaian energi primer menurut jenisnya sampai tahun 2000. Minyak bumi tentu saja masih tertinggi (58,7%), menyusul gas bumi (25,6%). Berikutnya, batubara (10,4%), tenaga air (3,9%), dan terakhir panas bumi (1,4%). Kenapa negeri tetangga itu bisa begitu sukses, sedangkan kita tidak bisa? Karena memang Filipina tidak punya banyak minyak bumi, sehingga fokus ke panas bumi. Sedangkan kita masih tertumpu pada minyak dan gas bumi.

Geothermal tidak dapat dipungkiri lagi memiliki banyak keunggulan dibandingkan sumber energi lainnya. Walaupun begitu, dalam buku Business Profile Pertamina Geothermal Indonesia (Pertamina, 2003) disebutkan juga kelemahan jenis energi ini yang tidak bisa diekspor (unexportable resources). Namun untuk kondisi Indonesia sekarang ini, justru lebih tepat digunakan untuk mewujudkan kemadirian energi negara kita dari pada harus diekspor. Kelebihan-kelebihan penggunaan geothermal dibandingkan sumber energi lainnya antara lain :

Tidak akan habis

Geothermal merupakan SDA terbarukan. Secara teoritis, potensi dan cadangan panas bumi tidak akan pernah habis selama inti bumi masih panas dan air di bumi masih ada. Yang habis adalah lubang bor, peralatan lainnya baik karena rusak, tersumbat dan lain-lain, sehingga harus diperbaiki atau mungkin membor lubang baru yang lebih murah. Potensi geothermal ini dihitung untuk jangka 30 tahun. Potensi ini diestimasi berdasarkan usia sumur geothermal dan usia mesin pembangkit yg rata-rata akan bertahan selama 20-30 tahun, Sebagai gambaran lapangan geothermal Kamojang sudah berusia 27 tahun dan masih memilki kapasitas 93% dari yg terpasang.

Potensi Kandungan dan Kapasitas yang Sangat Besar

oil%20vs%20geothermalMengapa Geothermal memiliki kapasitas sangat besar? Mungkin karena jalur suplainya langsung dari dalam tanah (dari sumur langsung ke turbin), jadi tidak banyak tangan, apalagi kepentingan ini kepentingan itu. Hal ini terbukti dari PLTP pertama di Kamojang yg sudah berumur 27 tahun namun tetap saja masih tinggi daya kemampuannya sepanjang beroperasi. Dan tidak ada gangguan di suplai energi primernya.

Sumber : http://rivicky.wordpress.com

Kalau saja untuk membangkitkan listrik 1 KWh membutuhkan 0.28 liter BBM, maka:

ü 1MWh membutuhkan 280 liter atau kira-kira 2 barrel

ü Kalau potensi geothermal di Indonesia itu 27000 MW maka satu jam setara 7,560,000 liter atau 47,547 barrel BBM

ü Dalam satu hari potensi geothermal adalah setara 181,440,000 liter atau 1,141,132 barrel BBM

ü Dalam satu bulan sudah bernilai 544,320,000 liter BBM atau 34,233,962 barel

ü Dalam satu tahun bisa menghemat 65,318,400,000 liter sekitar 410,807,544 barrel BBM

ü Maka, dalam 30 tahun nilainya akan menjadi setara 1,451,520,000,000 liter BBM atau 12,324,226,320 barrel-e (~ 12 milyar barrel ekivalen !!!).

Sungguh angka yang sangat fantastis. Tapi sekali lagi, semua itu diperoleh jika seluruh potensi panas bumi Indonesia dimanfaatkan secara optimal. Sebagai informasi, lapangan Minas dan Duri yang terbesar di Asia saja memiliki total cadangan sekitar 4 Milyar Barrel, maka potensi panas bumi ini setara dengan tiga kali lipat cadangan minyak di lapangan Minas dan Duri. Subhanallah....

Biaya operasi lebih rendah

Biaya operasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasi pembangkit listrik yang lain meskipun belum semurah pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi. Secara ekonomis, rendahnya biaya operasi PLTP menjadi alasan pokok pengoperasian PLTP di berbagai negara, sehingga PLTP lebih diandalkan daripada pembangkit listrik yang lain (Encyclopedia Americana, 1996). Juga dibandingkan dengan tenaga listrik yang energi primernya menggunakan batubara. Tapi murahnya biaya operasional PLTP hampir sama dengan biaya pengoperasian pembangkit tenaga listrik yang energi primernya menggunakan bahan hidroelektrik. Walaupun untuk pengembangannya sendiri termasuk mahal (High Capital Investment). Hal ini antara lain karena harus membangun infrastruktur di lokasi sumber panas bumi itu berada, yang kebanyakan berlokasi di tempat terpencil. Panas bumi juga termasuk high risk & high tecknology.

Langsung dipakai

Energi geothermal merupakan energi yang dihasilkan oleh panasnya perut bumi. Panas atau suhu tinggi ini yang dimanfaatkan sebagai sumber energi. Namun jika panas saja tentu tidak dapat dimanfaatkan secara optimum. Dengan demikian perlu adanya transformasi energi ke dalam bentuk energi lain sehingga siap pakai. Saat ini teknologi pemanfataan geothermal untuk dipakai sebagai pemanas jelas sudah ada, namun karena Indonesia termasuk daerah tropis kebutuhan panas ini tidak banyak diperlukan. Justru kebutuhan pendingin yg diperlukan dan yang diperlukan di Indonesia ini terutama adalah untuk penerangan dan transportasi.

Penerangan di Indonesia hampir 100% mempergunakan listrik. Listrik ini diperoleh dengan berbagai cara, semua itu yang dihasilkan dari tenaga air, tapi tidak sedikit pula yang menggunakan steam (uap). Berbagai bentuk energi dirubah untuk membangkitkan steam agar bisa menghasilkan listrik (PLTN, PLTD, PLT batubara, dll), sehingga perlu proses yang lebih rumit. Geothermal adalah energi karunia Tuhan yang siap pakai, hanya dengan treatment yang mudah uap panas bumi siap dipakai untuk memutar turbin untuk bisa dirubah menjadi listrik. Dengan potensi Indonesia yang melimpah ruah ini, sudah sepantasnya panas bumi mendapatkan prioritas utama.

Aman dari Ancaman "Penjarahan"

Dari sebuah blog yang banyak mengulas tentang geothermal http://rovicky.wordpress.com menguraikan keuntungan lain dari pemanfaatan geotermal yakni bebas dari “penjarahan energi”. Kebutuhan energi dunia akan meningkat tajam dengan munculnya dua "raksasa rakus energi" yaitu Cina dan India. Amerika yang konsumsi energinya saat ini perkapita paling rakus pun menunjukkan peningkatan. Paling tidak ketiga negara ini akan berusaha dengan susah payah untuk mencari sumber-sumber energi baru yang dapat dipakai untuk memakmurkan negaranya. Banyak ekspansi dilakukan oleh India dan Cina ke negara-negara lain. Sumber energi yang selalu dikejar adalah MIGAS.

Migas menjadi paling banyak dicari negara-negar rakus tersebut karena migas memiliki kemudahan dalam hal transportasi. Dengan sebuah kapal tanker raksasa saat ini mampu membawa ribuan bahkan jutaan ton minyak. Juga kapal-kapal tangker LNG akan dengan mudah membawa gas-gas yang sudah dicairkan ini. Mengapa ditransportasi ? Ya, karena pada prinsipnya kemakmuran akan diciptakan ketika ada "kerja" dan ada aktifitas. Dan betapa bodohnya Indonesia yang selama ini justru banyak mengekspor LNG ke luar negeri daripada sekedar memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Saat ini energi geothermal masih hanya mampu dikonversi menjadi listrik. Belum ada yg mampu memindahkan listrik antar benua. Memindahkan atau mendistribusikan listrik masih hanya dilakukan dengan dengan kabel laut antar pulau. Dengan demikian kalau mengembangkan energi listrik maka energi tersebut hanya dapat dipergunakan di daerah lokal atau regional yg dekat dengan sumber geothermal tersebut. Artinya pemanfaatan energi geothermal hanya mampu dimanfaatkan oleh Indonesia sendiri. Hal ini tentu saja sangat sesuai ditengah kelangkaan energi indonesia sekarang ini.

Dengan belum dimungkinkannya "membawa listrik" antar benua. Maka mau tidak mau energi tersebut harus dimanfaatkan di Indonesia. Nah, ini berarti Amerika, India serta Cina yang rakus energi dunia sangat kecil kemungkinannya untuk "menjarah" energi geothermal ini. Kalau toh mereka akan memanfaatkan energi ini dalam bentuk investasi, maka sudah PASTI akan dimanfaatkan oleh Indonesia sendiri. Sehingga tinggal bagaimana rakyat Indonesia mampu memanfaatkan "kesempatan bekerja" dari pemanfaatan energi yg dihasilkan oleh energi geothermal ini. Bayangkan multiplier effect yang akan dihasilkan di dalam negeri Indonesia. Sungguh merupakan jalan yang strategis.

Jadi, mengapa tidak mengembangkan geothermal yang "aman" dari ancaman "penjarahan" oleh negara-negara rakus energi ini ?

Ramah Lingkungan

Keuntungan lain geothermal adalah adanya peluang untuk memperoleh dana tunai dalam proyek mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism/CDM). Panasbumi ke depan akan menjadi pilihan, karena kelebihannya yang ramah lingkungan. energi geothermal ini tidak menghasilkan emisi karbon yang saat ini masih menjadi perhatian khusus dari sisi lingkungan. Tidaklah berlebihan kalau panas bumi dikatakan sebagai energi yang clean and renewable for the benefit of mankind and the environment (Anwari, 1997). Disamping itu geothermal juga bisa pemanfaatan secara direct used seperti penghangat di hotel-hotel, tempat rekreasi, dan usaha-usaha kecil menengah seperti yang dilakukan di Garut Jawa Barat. Direct use tersebut kini diaplikasikan untuk sterilisasi jamur (Inisisasi BPPT) dan sekarang tengah dikembangkan penggunaan geothermal secara langsung untuk penyulingan akar wangi (diinisiasi ASGAR MUDA–mahasiswa dan alumni muda asal Garut dan PT Indonesia Power).

Geothermal memang memiliki banyak keunggulan, namun dalam pelaksanaanya menemukan beberapa kendala, sehingga kenyataannya sekarang tidak seperti yang kita harapkan. Faktor kebijakan pemerinah menjadi masih menjadi kendala. Sejak awal 1990-an, kebijakan Pemerintah di bidang pemanfaatan panas bumi mulai dikaitkan secara tegas dengan program konservasi energi di Indonesia dalam rangka menjamin kelestarian serta memanfaatkan sumber daya alam secara efisien. Pemanfaatan energi yang harus dilakukan efisien, rasional, dan bijaksana. Ini diatur Keppres No. 43 Tahun 1991 tentang Konservasi Energi.

Memang dalam Keppres No. 43/1991 sudah disebut-sebut energi non BBM, tetapi faktanya sampai sekarang orientasi pemakaian energi kita masih bertumpu pada BBM, karena BBM yang masih disubsidi masih termasuk energi paling murah. Ini menujukan ketidak konsistenan pemerintah dalam menjaankan Keppres tersebut.

Disamping kebijakan, kendala yang paling utama adalah pembangunan infrastruktur. Untuk mewujudkannya diperlukan modal yang tidak sedikit. Untuk mengebor satu sumur uap saja diperlukan setidaknya US$ 1 juta. Belum lagi bangunan PLTP dan lain sebagainya. Soal infrastruktur ini, memerlukan keterlibatan Pemerintah yang cukup intim mengingat biayanya sangat mahal. Pemerintah bertanggung jawab menciptakan iklim investasi yang stabil untuk sektor ini. Kabar baik sejauh ini menyebutkan bahwa sejumlah investor Islandia tertarik dengan potensi geothermal Indonesia yang belum banyak dimanfaatkan.

Dalam forum yang dibuka oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Industri Islandia Ossur Skarphedinsson itu, hadir sekitar 70 orang umumnya para CEO perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang geotermal dari Indonesia dan Islandia. Perusahaan-perusahaan dari Indonesia yang hadir dalam Forum antara lain Pertamina, Medco, Star Energy, Chevron Indonesia, Itochu dan lain sebagainya. Sementara dari Islandia hadir Reykjavik Energy, Lansbanki, ENEX, Century Aluminium, Reyjavik Energy Invest, Glitznir Bank dan lain sebagainya. (www.MinergyNews.Com)

Pemerintah Indonesia saat ini telah membuat suatu roadmap yang menargetkan bahwa pada tahun 2025 akan dicapai pengembangan energi geotermal sekitar 9500 MW. Untuk pengembangan ini, diperlukan suatu modal dan dukungan teknis lainnya. Selama ini kerjasama yang dikembangkan antara kedua negara adalah di bidang pelatihan para ahli geotermal Indonesia di United Nations University, Reykjavik. Syukurlah, sekarang ini kerjasama kedua negara jauh lebih nyata.

Pada forum tersebut, telah ditandatangani MOU antara Pertamina dan Reykjavik Energi untuk pengembangan geotermal di Indonesia. Diharapkan pada tahun 2008 ini sudah akan dapat dicapai kerjasama konkrit di bidang pengembangan geotermal di Indonesia. kita buktikan sama-sama apakah pemerintah akan tetap konsisten dengan rencananya itu atau tidak.

Untuk membangun kemadirian energi negara kita tiada jalan lagi selain menggunakan potensi energi yang prosfektif ini. Sudah saatnya pemerintah membuka mata, sadar dengan potensi alamnya yang melimpah, sadar dengan kesulitan-kesulitan yang dialami rakyatnya dan sadar akan tantangan masa depan yang jauh lebih lebih rumit. Sudah cukup bagi Indonesia serba tergantung negara lain hampir di setiap sektor. Kini saatnya Indonsia membuktikan diri bahwa sebenarnya Indonesia bisa mandiri dan layak mendapatkan pengakuan Internasional untuk itu. Geothermal yang merupakan potensi energi unggulan Indonesia yang bisa mewujudkan Indonesia mencapai mandiri Energi, disamping sumber-sumber lain yang juga melimpah. Kini Saatnya Indonesia menjadi kiblat teknologi dunia akan panas bumi. Itu semua akan terwujud hanya dengan kekonsistenan menjalankan aturan dan kerjasama semua pihak baik pemerintah, Pakar/Universias, masyarakat Indonesia dan Investor.

Untuk Tuhan, Bangsa dan Almamater…..

3 komentar:

Anonim mengatakan...

SAYA SANGAT KECEWA SAAT MEMBACA ARTIKEL INI!!!

bukan karena apa2....
bukan karena sirik ma yang menang.toh juga gk kenal ma yg menang
tapi karena isinya hanya "-COPY-PASTE-" dari rovicky.blogspot.com
sang juara tidak menampakkan kreativitas disini....


saya br buka website pbt ini.karena saya lg search ttg rovicky...eh ada web pbt ini muncul....


saat baca juara 1
saya terhenyak
ini kan artikel pernah gw baca
mpe tabel grafik2nya pun sama

hampir tidak ada penyuntingan dari pemenang

jadi menurut saya ini hanya 'mencontek' ide mas rovicky.kebetulan gw dulu sering banget diskusi ttg geotermal ma dy.
menurut saya ini termasuk pembajakan karya...

ya boleh lah ngopi
tp mbok ya jangan plek gitu lho
apa ga malu

duhduh....
jurinya berarti juga ga kompeten
maap aja ya

klo gw jadi juri gw malah mikir
kok ini bener2 perfect?ga ada cacatnya.
secara yg ngarang mahasiswa.bukan dr jur yg terkait geothermal lagi....amazing bgt anak dr elektro ngarang geothermal sebaik ini...ya klo dr geologi masih mungkinlah

mnurut gw ini lomba:
nyari artikel bagus-nyusun ulang-trus dikumpulin gt....
maap aja klo pedes...

mnurut gw yg juara 2 lebih orisinil karangannya

walau gw gk ikut....gw gk kebayang aja peserta yg ikut bner2 mikir dan 'ga' copy paste malah tersisih...


kebayang ga sih klo ada peserta lain yang juga cuma 'copy paste' ttg artikel ini bwt lomba???
hahahaha jurinya pasti baru tahu bahwa ini pembajakan...


-reza fantovi-

Tamrin mengatakan...

Beda Bos, antara kopi-paste ama membaca terus menuangkan. saya sendiri tidak setuju dengan pendapat Anda yang PLIN-PLAN. Katanya copy-paste, katanya ngedit? Mbok klo ngomong yang bener toh! Jangan Plin Plan. Klo Anda menjadi asisten Praktikum, Pasti udah dipecat karena semua tugas anak Praktikan Anda akan mendapat nilai 0!
Lah, gak bisa mbedain mana copy-paste mana membaca, terus menuangkan? Ya Tah?

Anda ikut kompetisi ini juga kan?
Klo ikut, berarti Anda iri. Klo tidak ikut, kenapa menggugat? Lha, Anda sendiri yang bingung Toh?

Tamrin mengatakan...

O iya, Agus itu bukan dari TEk.Elektro! Dia dari TEknik Kimia! Anda telah memfitnah Orang!!!!